Sate Goreng Daging Sapi ( Fried Satay)

Sebelum terkena kanker, lumayan sering nyantap sate goreng. Entah di kondangan atau di rumah emak.

Mulai tahun ini ak udah mulai nyantap daging tapi dalam porsi secukupnya aja dan gak tiap hari lah. Tapi bumbunya tetap non msg dan non gula putih. Apalagi masih ada anak balita yang mana menunya harus banyak divariasi agar semangat makan.

Di satu sisi, memasak itu merupakan hobi dan terapi kejiwaan bagiku ☺️

Ada beli daging sapi has dalam 1 kg.Kuambil 500gr buat ujicoba sate goreng. Kenapa tiba-tiba kepengen masak sate goreng? Ku tak tahu juga hahaha

Berhubung hasilnya sukses menuai pujian, terutama dari si emak, kudu diabadikan dalam blog dong 🤣


Bahan:
500gr daging has dalam, potong dadu kira-kira 2 ruas jari
1 sdm arak beras
5 sdm kecap manis (kupakai yang dari molases)
1 sdm ketumbar
1 sdm lada bubuk
2 sdm tapioka
1 sdm kecap asin
1 sdt garam (kupakai himalayan salt)
3 sdm bawang putih+bawang merah puree
1 sdm margarin

Caranya :
Marinasi daging dengan ketumbar, lada, arak beras, kecap asin, kecap manis aduk rata. Usahakan sesuai urutan ya. Aduk rata dengan bawang puree. Lalu terakhir aduk rata dengan tapioka.
Diamkan semalaman di dalam kulkas agar lebih maknyus resapannya.
Kalau gak sabar ya mungkin 6 jam udah boleh lah diolah.

Setelah tahap marinasi, lelehkan margarin di panci teflon. Masukkan daging yang sudah dimarinasi + 1 sdt garam. Aduk-aduk terus.

Sampai air dari daging mulai keluar, matikan kompor selama 30 menit (tetap tutup rapat ya)

Setelah 30 menit, nyalakan kompor lagi trus biarkan diungkep selama 7 menit lalu buka tutup panci, mulai diaduk sampai air mulai mengering. Angkat.
Siap disantap dengan nasi hangat mengepul hmmmm!

Sekedar catatan tambahan :
Karena pertama kali masak daging tanpa direbus dulu, ak jadi rada was-was hasilnya alot. Jadi ak coba kombinasi dengan teknik 5-30-7. Untung aja hasil akhir dagingnya empuk aja. Entah karena teknik 5-30-7 atau karena has dalam ya?

Trus ada saran dari emak kalau sate goreng akan lebih juicy dengan daging yang ada lemaknya. Hmmm coba lagi ah nanti...kalo ada waktu hahaha








Akar Bajakah untuk kanker

Jumat, 13 Des 2019
Ku balik lagi ke palangkaraya untuk terapi air bajakah ronde-2.
Yang ronde-1 itu di 15-25 Okt 2019. Jadi ada 10 hari minum air bajakah di ronde-1.
Stopnya ronde-1 juga karena si ibu daldin pergi umroh.
Sekilas soal ibu daldin ini adalah ibundanya yazid anak sma yang penelitian akar bajakah untuk kanker berhasil mendapat penghargaan di korea itu.

Setelah minum air bajakah ronde-1 itu staminaku jauh lebih fit dan segar. Banyak kolega kantorku juga komen begitu.
Walaupun selama di sana sangat amat boring karena praktis tudak ada kegiatan apa-apa selain nonton tv di kamar losmen atau cari hiburan di hp.
Maklum aku bukan jenis yang doyan jalan atau belanja.
Hobinya kuliner hohoho tapi karena kondisi kanker ini bikin hobi kuliner hanya tinggal kalap di mata aja deh..🤷‍♀

Kedua trip di palangkaraya ini aku tinggal di losmen yang sama, Alfa guest house jl. Putri junjung buih.
Lokasinya strategis banget, di belakang indomaret. Trus jalan ke depan udah ketemu jalan raya yang mana sepanjangnya banyak warung makan dan toko kelontong.
Tarif kamar single dengan kamar mandi dalam idr 90.000 per malam, udah dapat sarapan pagi yang maknyusss 😛
Dari losmen ke rumah bu daldin ini tarif gocar idr 15.000.
Biasanya jam 6 sore atau 7 malam aku udah mulai cuss kesana.
Si ibu mulai masak air bajakah setelah pulang dari dinasnya di puskesmas (May God bless her soul).
Aksi membagikan air bajakah ini udah dilakukan lama sih. Tapi mulai rame dikunjungi massa setelah viral diliput oleh media tahun 2019.
Pengunjungnya bahkan ada yang khusus datang dari Singapore, malaysia.
Masing-masing datang bawa termos tahan panas, dijatahi 1L karena kapasitas alat masaknya terbatas dan si ibu juga hanya bekerja sendirian.
Dulu katanya ada orang pemerintah yang nembung hendak membantu tapi tidak ada pembicaraan yang lebih lanjut.
Sayang ya..andaikan pemerintah bisa membantu pasti akan lebih banyak nyawa yang terbantukan 😔
Penampakan air bajakahnya seperti ini
Warnanya kadang seperti air teh kadang lebih muda. Rasa dan aromanya seperti air alang-alang. Beda banget dengan akar bajakah lainnya.
Sebelum minum air bajakah tunggal ini aku uda rebus akar bajakah berbagai macam. Rasa dan aromanya berbeda semua 😂

Update per 28 May 2020
Harusnya sehabis hari raya imlek mau balik lagi untuk ronde-3 tapi berhubung sepupu mau nikahan awal maret ya udah pikirku tunggu abis itu aja.
Tapi ehh terhalang oleh badai corona covid-19 pula! Nasib..nasib..😭
Semoga pandemi corona covid-19 cepat berlalu lah agar aku bisa lanjutkan terapi air bajakah lagi ya.. 🙏

Bagi yang serius membutuhkan alamat keluarga daldin untuk mendapatkan air akar bajakah ini boleh pm ya.



Abon Tuna

Punya sisa stok ikan tuna tapi kalo dimasak gitu aja rasanya amis.
Kalo digoreng aja terasa keras dan kering.
Iseng-iseng coba olah jadi abon.
Kali ini gak pakai intip resep online, cuman pake takaran suka-suka.
Tapi kata si hubby rasanya enak gurih 😊
resep suka-suka alaku :
Bahan
2 potong ikan tuna bagian tengah sebesar tapak tangan, tebal 2 jari (berat total mungkin ada 400an gram)
1 sdt muncung kaldu bubuk
1 sdm bubuk kare/kebuli instan
1 sdm saus tiram
1 sdm bawang putih+bawang merah puree
Sejumput oregano kering
1 sdt garam pink
Secukupnya kecap ikan
1 sdm minyak untuk tumisan
bawang goreng secukupnya (bisa ditambahkan saat blender daging ikannya agar lebih harum)

Langkah
1. Kukus ikan tuna sampai matang, tiriskan lalu blender.
2. Masukkan kaldu bubuk, bubuk kare, oregano ke daging tuna, aduk rata
2. Tumis bawang sampai harum lalu masukkan saus tiram, garam
3. Masukkan daging tuna
4. Aduk di atas api di bawah medium sampai kekeringan yang diinginkan
5. Simpan dalam toples kaca bersih

Makan dengan nasi panas pulen hmmmm nyam..nyam..nyam..

Bisa dijadikan stok lauk kalo ga sempat masak hahahaha