Awal Petaka

Berawal cheating on diet (alias rakus) di bulan des 2017, ah sekali kali tak apa lah...
Nyoba lontong mie...minta ga pedas tapi yah tetep ada pedasnya di bumbu petisnya ya..
Hmm...rasanya lidah gak berontak.
Ok lah mulailah selingkuh demi selingkuh dengan para "mantan" lainnya...
Ditambah jelang imlek banyak menu enak...
Akhirnya...

Radang tenggorokan parah dan demam tinggi yang tidak kunjung turun mulai 3 hari yang lalu menyeretku opname di RS pada sore hari pertama imlek, 16 Feb 2018 😪😪

Hari ke3 baru bisa pulang, itu pun maksa ya karena hasil trombosit menurun terus sehingga dicurigai gejala DB (dikit-dikit pasti vonisnya ini ya?)

Hari ke-4 cek darah lagi dan kontrol dokter. Untunglah semalaman digenjot rebusan air angkak jadinya trombositnya langsung joss naik, kalo ga dokternya gak mau ttd berkas klaim asuransi eh!

Bagai kena lotere ya, seminggu kemudian saat makan eh bagian belakang lidah ketusuk duri ikan pulak! Karena merasa duri sudah keluar dan ga terasa sakit ya sudah gak dicermatin lagi.

Awal Maret tiba-tiba aja dari gusi kanan ada rembesan darah encer gitu. Ya kupikir aja ini karena karang gigi ya. So, 15 maret visit drg.Yudhi. Kata si drg, semoga karena karang gigi ya. Jika lepas seminggu masih berdarah, harus konsul ke dr.Deni.
Tetapi, makin lama sakit di gusi kanan merembet ke kuping dan bagian belakang kepala. Sampe ga bisa tidur kalo ga minum pain killer. Sanmol tablet jadi kayak snack aja 😪

Setelah rembukan keluarga inti akhirnya diputuskan 25 Mar coba berobat ke Penang dengan ditemani pak hubby.
Tapi sesampai di sana, ciciku ada dapat info cyber knife di beacon hospital selangor. Dengan berbekal harapan bahwa bisa hilangkan tumor tanpa operasi, berangkatlah kami penang-selangor dengan bis double dekker (myr 38/pax) lama perjalanan sekitar 5jam , 1 stop untuk ke tandas.
Untungnya, selama perjalanan sakitku ga kambuh. Yah mungkin karena selama perjalanan disembari latihan meditasi ya.